
Sabut kelapa atau yang juga disebut cocopeat umumnya tersedia dalam bentuk serbuk di pasaran. Namun, bahan yang kerap dijadikan media tanam alternatif ini juga tersedia dalam bentuk cocopeat block dengan memanfaatkan teknologi pemadatan biomassa. Teknologi pemadatan yang juga diterapkan pada briket dan pellet ini membuat cocopeat menjadi lebih padat dan tidak terlalu bervolume. Alhasil, proses pengangkutan dan transportasinya pun dapat dilakukan dengan lebih mudah dalam bentuk cocopeat block. Namun, karena ada teknologi pemadatan yang terlibat, harga cocopeat block pun akan ikut terpengaruh.
Seperti namanya, cocopeat block tidak lagi berbentuk serbuk tetapi sudah berbentuk kubus atau kotak. Ukuran cocopeat block umumnya cukup besar, yaitu 20x20x20 cm. Untuk membentuk cocopeat menjadi cocopeat block, dibutuhkan mesin press untuk memadatkan bahan tersebut. Mesin press yang kerap digunakan umumnya adalah tipe hydraulic meski ada juga mesin press yang bertipe piston dan screw. Ini karena mesin press yang bertipe hydraulic cenderung lebih sederhana. Selain itu, mesin press tipe ini juga lebih ekonomis karena ukurannya lebih kecil dibanding kedua tipe mesin press lainnya.
Walau proses pemadatannya cukup sederhana, proses ini membuat harga cocopeat block menjadi beberapa kali lipat lebih tinggi dibanding harga cocopeat biasa. Hal ini membuktikan bahwa tampilan produk menjadi salah satu aspek penting yang mempengaruhi harga.
Cara Mencetak dan Harga Cocopeat Block
Jika briket cocopeat digunakan sebagai sumber energi dan bahan bakar alternatif, pemanfaatan cocopeat block berbeda. Cocopeat block umumnya digunakan sebagai media tanam dengan cara diuraikan kembali menjadi serbuk cocopeat. Hal ini dapat dilakukan karena proses pencetakan cocopeat block yang amat sederhana, yaitu sebagai berikut:
- Proses penguraian
Proses ini dilakukan dengan cara memilih kelapa yang sudah tua untuk diambil sabut kelapanya. Ini karena kelapa yang sudah tua memiliki serat sabut kelapa atau cocofiber yang matang. Setelah itu, pisahkan antara serat atau cocofiber dengan serbuknya atau cocopeat.
- Proses pengayakan dan pengeringan
Pastikan keseragaman serbuk sabut kelapa dengan cara mengayak cocopeat. Proses pengayakan ini dapat memisahkan serat sabut kelapa yang pendek dengan serbuk sabut kelapa.
Apabila sudah seragam, keringkan cocopeat untuk mengurangi kadar air. Apabila pembeli atau pemesan mensyaratkan kadar garam tertentu, lakukan pencucian cocopeat terlebih dahulu sebelum dikeringkan. Misalnya dengan membiarkan cocopeat terkena air hujan. Setelah itu, baru cocopeat dikeringkan hingga kadar airnya tidak lebih dari 12%.
- Proses pencetakan
Apabila kadar air dan kadar garam cocopeat sudah sesuai dengan permintaan pembeli, cocopeat dapat dicetak menggunakan mesin press sesuai dengan ukuran yang diminta. Umumnya, ukuran cocopeat block yang diminta adalah 30x30x15 cm atau 30x30x20cm dan bobotnya 5 kg setiap ukuran. Setelah dicetak, cocopeat block dapat dikemas menggunakan plastik dan diikat kuat menggunakan tali untuk kemudian dikirim kepada pembeli.
Proses pencetakan cocopeat menjadi cocopeat block tak hanya membuat komoditas tersebut tampak lebih rapi dan mudah didistribusikan. Namun, adanya standar kadar garam dan kadar air minimal yang harus dipenuhi meningkatkan kualitas cocopeat blok. Oleh karena itulah sekalipun pemanfaatannya sama, yaitu untuk media tanam, harga cocopeat block pun menjadi lebih tinggi.
Cocopeat block diminati di mancanegara sehingga memiliki prospek yang baik sebagai komoditas ekspor. Oleh karena itulah pengolahan cocopeat menjadi cocopeat block diperlukan untuk meningkatkan nilai.
Jika anda masih membutuhkan informasi lebih lanjut terkait dengan coco peat, coco fiber dan produk turunan kelapa lainnya, silahkan klik link Whatsapp berikut untuk langsung terkoneksi dengan kami: (Fajar Stevano / Maria Arumingtyas) atau email: info@indonesiacocopeat.com