Talas Beneng
Bahan baku rokok herbal atau sisha
Talas Beneng adalah tanaman jenis talas lokal yang berasal dari Kabupaten Pandeglang, Banten. Nama “Beneng” sendiri merupakan singkatan dari “Besar dan Mengandung Nikotin”, karena tanaman ini memiliki ukuran yang sangat besar dan daunnya diketahui mengandung nikotin alami
Keunikan dari talas ini tidak hanya terletak pada ukurannya, tetapi juga pada kandungan nikotin alami dalam daunnya, yang memungkinkan daun ini digunakan sebagai bahan dasar rokok herbal non-tembakau atau sisha.


Talas beneng itu apa?
-
Ukuran daunnya besar (bisa lebih dari 1 meter).
-
Batangnya tinggi, bahkan bisa mencapai 4–5 meter.
-
Bagian yang bisa dimanfaatkan: daun, batang, dan umbi.
Talas beneng untuk apa?
- Daunnya bisa dijadikan rokok herbal pengganti tembakau karena mengandung nikotin alami.
- Umbinya bisa diolah menjadi pangan alternatif, tinggi karbohidrat dan serat.
- Tanamannya tahan terhadap hama dan cocok di daerah tropis, jadi potensial untuk dibudidayakan secara luas.
Apakah daun talas beneng aman digunakan sebagai bahan rokok atau shisha?
Ya, daun talas “beneng” aman digunakan setelah melalui proses fermentasi dan pengeringan yang tepat. Proses ini mengurangi zat iritan alami dan menghasilkan bahan yang lebih ramah untuk dihisap sebagai rokok herbal atau campuran shisha.
Daun talas “beneng” mengandung nikotin alami, namun dalam kadar yang jauh lebih rendah dibandingkan tembakau. Ini membuatnya cocok sebagai alternatif rokok non-tembakau yang lebih ringan dan tidak adiktif.
Talas beneng rokok dan talas beneng buat rokok, apakah benar bisa digunakan?
Benar, talas rokok dan talas “beneng” buat rokok saat ini sedang dikembangkan sebagai alternatif rokok herbal. Daunnya mengandung nikotin alami dan bisa difermentasi serta dikeringkan untuk dijadikan isian rokok linting herbal.
Talas beneng tembakau dan talas beneng pengganti tembakau, apa bedanya?
Talas “beneng” tembakau merujuk pada daun talas ini yang diolah menyerupai tembakau. Sedangkan talas pengganti tembakau berarti daun ini digunakan sebagai bahan alternatif non-tembakau untuk rokok atau shisha, dengan sensasi yang lebih ringan dan bebas bahan kimia tambahan.
Talas beneng apakah bisa dimakan?
Ya, talas “beneng” bisa dimakan, terutama bagian umbinya. Setelah dikupas dan diolah dengan benar, umbi talas ini dapat dijadikan tepung, keripik, atau makanan pokok alternatif karena kandungan karbohidratnya yang tinggi.
Proses Pengolahan Talas "Beneng"


- Pilih daun yang sudah tua karena memiliki kandungan nikotin alami yang lebih tinggi. Umumnya, daun terbaik untuk rokok dipanen saat tanaman berusia 7–8 bulan. Daun yang lebar, berwarna hijau tua, dan tidak rusak akan menghasilkan kualitas isian rokok herbal yang baik.
- Cuci atau lap daun dengan kain bersih dan basah untuk menghilangkan tanah, debu, atau sisa pestisida. Proses ini penting untuk menjaga kebersihan dan keamanan produk, terutama jika akan digunakan sebagai bahan konsumsi melalui hisapan.
- Setelah bersih, daun dipotong kecil-kecil sesuai ukuran yang dibutuhkan. Potongan kecil akan mempercepat proses fermentasi dan pengeringan, serta memudahkan dalam proses pelintingan atau penggilingan nantinya.
- Daun yang telah dipotong bisa difermentasi dengan cara disimpan dalam wadah tertutup (seperti kantong plastik atau drum) selama 1 hingga 3 hari. Fermentasi ini membantu mengurangi rasa getir, menghasilkan aroma yang lebih halus, dan memperkaya cita rasa seperti tembakau herbal.
- Daun kemudian dijemur selama beberapa hari hingga benar-benar kering, atau dikeringkan menggunakan oven bersuhu rendah (sekitar 40–50°C) untuk hasil yang lebih cepat dan merata. Pengeringan penting untuk mencegah jamur dan menjaga daya simpan produk.
- Daun kering bisa digiling menjadi potongan halus untuk isian rokok linting atau shisha, atau langsung dipelinting menjadi rokok herbal siap pakai. Setelah itu, produk dikemas dalam wadah kedap udara agar tetap segar dan aman dikonsumsi.