
Menggunakan Pupuk Dolomit- Tanaman membutuhkan dolomit atau makanan agar dapat berkembang dan menghasilkan panen. Makanan tumbuhan disebut sebagai pupuk. Pupuk dolomit kerap dipilih karena keefektifannya yang ditawarkan.
Namun sebelum memutuskan untuk menggunakan dolomit sebagai pupuk, pastikan Anda menghindari kesalahan-kesalahan berikut ini.
Hal-hal yang Perlu Dihindari Saat Menggunakan Pupuk Dolomit
Tanaman itu seperti anak. Anda harus merawatnya sepenuh hati agar tanaman tumbuh besar dan sehat. Selain dengan rutin menyiram tanaman dan membasmi hama, Anda juga perlu memperhatikan asupan makanan tanaman alias pemberian pupuk.
Ada beberapa hal yang sering dilakukan oleh sejumlah pemula saat melakukan memberikan pupuk dolomit. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
- Waktu Pemupukan Kurang Tepat atau Salah
Kapan waktu yang tepat untuk memberikan dolomit? Dolomit adalah pupuk tanaman yang bentuknya berupa bubuk halus. Sebaiknya disebar sebelum mendekati musim hujan. Tanah yang dicampur dengan dolomit tidak bisa langsung digunakan untuk menanam bibit.
Pasalnya kandungan zat di dalamnya akan terlalu tinggi. Oleh karena itu, biarkan zat dolomit bercampur rata dengan tanah sampai kondisi tanah normal. Apabila ingin menebar saat tanaman sudah tumbuh, maka pemupukan dilakukan saat tanaman dalam kondisi sehat.
Beberapa dari Anda mungkin berpikir bahwa tanaman yang sakit itu indikator bahwa tanaman membutuhkan makanan. Pemupukan yang dilakukan saat tanaman kurang sehat, lemah, stres dan diserang hama akan kurang optimal.
Saat tanaman sakit, kinerja akar tidak maksimal, sehingga proses penyerapan pupuk membutuhkan waktu yang lebih lama.
- Jumlah Pupuk yang Diberikan Terlalu Sedikit
Tanaman yang kekurangan nutrisi ditandai dengan tangkai yang kerdil, daun menguning serta tidak berdiri kokoh. Nutrisi yang didapatkan dari pupuk dolomit kurang menutupi kebutuhan tanaman sehingga terjadi malnutrisi.
Lihatlah bagian belakang kemasan dolomit untuk menemukan dosis yang tepat. Selain mengandalkan dolomit, Anda juga perlu memeriksa kondisi tanah. Anda bisa mendapatkan alat uji tanah untuk mengetahui kualitas tanah.
- Terlalu Banyak Memberikan Pupuk
Terlalu sedikit pupuk salah, terlalu banyak pupuk juga salah. Memang serba salah. Inilah mengapa penting untuk selalu membaca instruksi dan anjuran dosis yang tertera di balik kemasan.
Risiko kelebihan pupuk dolomit jauh lebih berbahaya ketimbang kekurangan pupuk. Tanaman yang kelebihan pupuk akan mengalami pembakaran pupuk yang dapat berujung pada kematian tanaman.
Anda mungkin tidak akan menyadari kelebihan pupuk di awal waktu. Sebab tanaman tidak langsung mati begitu saja. Justru tanaman terlihat hijau dan sehat.
Namun pertumbuhan akibat kelebihan pupuk rentan diserang berbagai penyakit dan serangga, seperti tungau laba-laba, kutu daun dan lain sebagainya. Ada kalanya juga daun berubah menjadi kuning dengan tepian yang mengering kecoklatan.
- Tidak Melakukan Uji Coba Tanah
Anda bisa menggunakan alat uji tanah dan uji nutrisi tanah yang banyak dijual untuk mengetahui kondisi kualitas tanah. Membedakan tanah yang tidak subur dengan tanah yang kekurangan nutrisi memang tidak mudah.
Karena itu diperlukan uji tanah untuk memastikan tanah benar-benar membutuhkan nutrisi atau kekurangan nutrisi tertentu. Pastikan pengujian dilakukan secara berkala.
- Salah Jenis Pupuk
Tanaman mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Ada yang membutuhkan tanah dengan pH tinggi dan ada pula tanaman yang hanya dapat tumbuh di tanah netral.
Dengan kata lain, pupuk dolomit sebaiknya digunakan untuk tanaman yang membutuhkan tanah dengan pH mendekati netral. Lalu gunakan dosis yang sesuai agar tanaman merasa seperti di habitat aslinya. Apabila kondisi tanah tidak ideal untuk tanaman, nantinya tanaman akan kurang mampu menyerap unsur hara.
Pastikan ingat baik-baik hal-hal di atas saat menggunakan pupuk dolomit. Anda bisa membelinya di toko pertanian atau di tanami.co.id atau di WhatsApp berikut: (MariaArumingtyas) untuk informasi lebih lanjut. Pemupukan yang dilakukan dengan benar akan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.